Breaking News :

Pemerintah Berencana Menghapus Remunerasi Prajurit TNI


Berita9 -  Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang resah, penyebabnya, beredar kabar pemerintah akan segera menghapus remunerasi TNI. Kabar tersebut kini menjadi perhatian serius anggota parlemen. 

Jika kebijakan tersebut betul jadi dilakukan pemerintah, maka sama saja pemerintahvdengan sadar telah memiskinkan prajurit dan hal itu akan sangat membahayakan negara. 

Menurut Aktivis Forum Indonesia Untuk Transparasi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi menegaskan, seharusnya yang dicabut bukan remunerasi di TNI/Polri. Remunerasi di Kementerian Keuangan lebih pantas dihapus. Karena remunerasi di kementerian itu dimaksudkan untuk reformasi birokrasi, ternyata gagal.

“Ya, kalau ada pencabutan, jangan untuk TNI. Tega amat. Bahaya ini negara,” ujar Uchok Sky Khadafi, di Jakarta Jum'at  (5/12).

Ucok meminta kepada Presiden Jokowi, seharusnya , remunerasi harus ditingkatkan kesejahteraannya, karena tugasnya berat. Menjaga perbatasan negara, mereka tinggal di tempat sepi, jauh dari keluarga.“Sudah begitu, remunerasi akan dihapuskan, kan bisa bahaya negeri ini,” katanya.

Ia menganjurkan, penghapusan remunerasi ditujukan kepada pegawai di Kemenkeu. “Jokowi harus mencabut, dengan alasan reformasi birokrasi di Kemenkeu sudah selesai,” ungkap Uchok.

Tidak Tahu
Sementara itu, saat dimintai komentarnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Fuad Basya mengaku belum mendapat informasi rencana Presiden Joko Widodo akan menghapus remunerasi. “Saya belum dapat informasi akan hal itu,” kata Mayjen Fuad di Jakarta, Jum'at (5/12).

Namun, Fuad merasa yakin tidak mungkin Presiden akan menghapus remunerasi TNI. "Presiden pernah merencanakan akan meningkatkannya. Tapi, kita lihat perkembangannya,” katanya. 

Beberapa prajurit TNI yang ditemui Berita9.net mengaku resah dan bingung harus mendapatkan penghasilan untuk menutupi kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat. Menurut prajurit berpangkat Sersan Dua (Serda) itu, dirinya tidak memiliki penghasilan lain selain gaji yang didapat dari negara. 

"Sekarang semuanya sudah mahal. Sudah gaji pas-pasan, remunerasi kok malah mau dihapus,” ujarnya. (red/asa/rid)
Share this post :
 
Copyright © 2014. Berita 9 Santun dan Bersahabat - All Rights Reserved
ReDesign by Berita 9