Busranuddin Baso Tika (BBT) |
Tudingan telah melakukan pembebasan paksa terhadap sejumlah mahasiswa itu dibantah Ketua DPC PPP Kota Makassar ini. Didampingi rekan-rekan sesama legislator Makassar lainnya, ia menolak keterangan sepihak dari aparat Polsek Panakukang.
Ia mengakui mendatangi Polsek Pankukkang untuk membebaskan anak asuhnya, Jimmy yang ditangkap polisi saat terjadi bentrok mahasiswa dengan aparat di Jl Pettarani. "Dia dianiaya dan mengalami luka berat pada wajah dan kepalanya serta mengalami muntah-muntah," ungkap BBT.
Busra yang saat itu bersama legislator PPP lainnya ada dipesta pernikahan keluarga anggota Dewan Basdir langsung menuju ke Polsek Panakukang.
"Saya meminta izin kepada Wakapolsek agar kiranya Jimmy dibawa dulu ke RS Faisal. Saya katakan kepada Waka kalau diperlukan untuk penyelidikan silahkan hubungi saya kembali. Saya siap bertanggungjawab kembalikan Jimmy," ungkapnya.
Ditanya soal massa yang mengikutinya ke Polsek Panakukkang, Busranuddin, mengaku tidak tahu itu massa dari mana. "Saya tidak pernah bersama dengan sekelompok mahasiswa, karena saya hanya mengurus anak asuh saya yang menjerit kesakitan," tambahnya.
Meskipun demikian, Busranuddin juga menyayangkan tindakan refresif oleh aparat kepolisian dalam melakukan tindakan pengamanan terhadap para pengunjuk rasa penolakan rencana penghapusan subsidi BBM yang dijadwalkan mendekat ini akan dilakukan.
Menurut Busra, ia melihat langsung kondisi mahasiswa yang meringkuk ditahanan mengalami luka parah, sedangkan pihak kepolisian tidak memberikan tindakan medis. "Ini sangat keterlaluan, sebagai wakil rakyat saya tidak setuju dengan tindakan refresif aparat," ujarnya.
Sementara itu, Fasruddin Rusli mengaku hanya menemani ketua fraksinya itu ke Polsek Panakukkang. "Kebetulan kita satu mobil dari pesta pernikahan. Kita mau ke DPRD ada rapat. Ditengah jalan pak Ketua (Busra) ditelepon Jimmy. Saya menemaninya ke Polsek untuk mengeceknya," ujar Fasruddin. (red/andi)