Plt Gub DKI Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok |
"Ahok memimpin Jakarta, bukan memimpin umat Muslim Jakarta, termasuk saya." tegas Andi Analta yang juga kemenakan langsung dari mendiang Jenderal M Jusuf ini. Menurutnya, meski Ahok dan keluarganya secara administratif beragama Kristen Protestan, namun karena sejak kecil hidup di lingkungan Islami di Pulau Belitung, adik angkatnya itu paham betul ajaran Islam.
"Bahkan saya boleh bilang, perilaku dan cara bergaulnya amat Islami. Dia sosok yang amat toleran. Kalau pun dia belum masuk Islam, itu hanya soal waktu. Dia hanya belum dapat Hidayah saja dari Allah." ujar aktivis dakwah itu.
Ahok pernah berkisah soal pengalaman kecilnya belajar mengaji saat di Belitung. Sekitar awal 1970-an, di Manggar, sebuah kampung pedagang di Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, Ahok mengaku memiliki kisah pilu saat ingin belajar mengaji di sebuah surau di dekat rumah orangtuanya.
"(Karena berbeda keyakinan) Saya diusir dari masjid karena kafir tidak boleh menginjak masjid," kata Basuki kepada wartawan, seperti dilansir Tribunnews dan Kompas.com
Sekadar diketahui, di Belitung Timur, mayoritas warganya adalah Muslim. Namun, ia membuktikan seorang minoritas mampu menjadi bupati di wilayah mayoritas. Saat menjadi Bupati Belitung Timur, isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) masih terus mencuat, misalnya saat ia dilarang menginjak pelataran sebuah masjid di sana.
Menurut Basuki, ajaran Islam seperti itu tidak seperti Islam yang dipahaminya.
"Pas jadi Wagub, saya digosipin membuat kebijakan pembatasan makanan untuk jemaah haji. Jadilah gosip gara-gara gubernur kafir, mereka (jemaah haji) tidak dapat makanan. Tukang fitnah seperti itu nanti dapat tempat di dasarnya neraka," ujar Basuki.
Para alim ulama dan umaro yang memadati Balai Agung pun terbahak mendengar cerita Basuki. Apabila di Jakarta masih ada orang-orang dengan karakter seperti itu, ia menjamin Jakarta tidak akan pernah maju.
Di balaikota itu, juga Ahok kembali menegaskan soal hubungan dekatnya dengan bangsawan Bugis dan Massenrepulu."Ibu angkat saya juga seorang Muslim. Jadi, saya sengaja curhat ini. Saya ingin warga DKI tidak hanya di luarnya saja yang beragama," ujar anak tertua dari empat bersaudara itu.
Analta juga menceritakan, keajaiban yang diceritakan Ahok sesaat sebelum pemakaman "Mami-nya" di Karet Bivak. Dikisahkan, papan untuk menutupi makam ibunya, datang terlambat. Ada sekitar 45 menit, papan itu baru tiba. Itu setelah, Analta dan Basuki memberi sambutan di atas liang lahat yang belum tertimbun.
"Ini semua sudah diatur oleh Allah. kepala suku dinas pemakaman ini bawahan saya. Masak tidak persiapakan itu semua, tapi ini karena semua sudah diatur Yang Maha di Atas," ujar Ahok, seperti dikemukakan Analta. Di saat menunggu papan itulah Ahok bercerita, komunikasinya dengan ibu angkatnya beberapa hari sebelum mangkat.
"Kak Nana ini orang kaya, dia tinggal di Amerika, tapi oleh Mami diminta untuk datang tepat tanggal 15 Oktober 2014, dua hari sebelum Mami meninggal. Dan itu terjadi."
"Mami, juga selalu bilang ke saya, kalau Kak Alla itu, harus selalu diberi kesempatan tauziyah agak lama untuk bicara. Dan hari ini, di pemakaman ini itu juga terbukti. Kita menunggu papan kuburan lama, dan Kak Alla juga bicara lama."
Ahok melanjutkan, "sebelum Mami dibawa ke rumah sakit tahun 2012 lalu, dia seharusnya sudah "sakaratul maut", tapi sebelum ke RSPP Pertamina, dia mampir dulu di TPS Kalibata Timur, untuk menggunakan hak suaranya di Pilkada DKI. Mami lalu kembali sehat," kata Ahok.
Setelah kondisi kesehatan Maminya membaik, sekitar tahun 2013, Ahok lalu mendapat pesan dari ibu angkatnya, Hajjah Masaribu. "Hok, saya tidak akan meninggal sebelum kamu jadi Gubernur."
Dan keajaiban tentang rencana Tuhan itu kembali terjadi. "Mami itu meninggal sesaat seteleh SBY menyerahkan surat izin kepada Jokowi untuk dilantik menjadi presiden. Itu artinya, jauh sebelum Mami meninggal dia sudah tahu Dik Ahok akan jadi Gubernur dengan jalan yang lain," kata Analta. (red/tribun, kompas)