Gas 3 Kilogram Langka, Agen di Banjarmasin Menjualnya ke Rumah Makan
Posted on :
2/10/2015 04:44:00 PM
Berita9 (Banjarmasin) – Keberadaan gas elpiji ukuran 3 kilogram di Kota Banjarmasin sudah semakin langka. Beberapa agen yang ditemui tim liputan Berita9, mengakui pasokan dari Pertamina Banjarmasin ke mereka saat ini sudah sangat jarang. Tak pelak, kalaupun ada harganya sudah diatas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Menurut pengakuan salah seorang agen, saat ini permintaan dari masyarakat cukup banyak, sedangkan pasokan semakin menipis. Belum lagi, Pertamina memotong jatah setiap agen. Seorang agen di Jalan Teluk Tiram, Banjarmasin mengaku, dalam sepekan, dia hanya mendapat pasokan sebanyak 125 tabung dari pasokan normal sebanyak 200 tabung per pekan.
Begitu juga saat dicek ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBNU) yang ada di Kota Banjarmasin, beberapa pengelola mengakui hal yang sama. Pasokan dikurangi dari jatah semula.
Akibat kelangkaan gas 3 kilogram itu, banyak masyarakat sementara beralih ke kayu bakar. “Mau pakai minyak tanah harganya sudah sangat mahal harga eceran dijual 12 sampai 15 ribu melebihi harga BBM premium dan pertamax per liternya,” kata Mardani warga Teluk Dalam, Banjarmasin.
Jika dilihat dari kelangkaan yang ada, maka para penimbun gas mini tersebut, sangat bersorak gembira. Pasalnya, mereka dapat meraup untung berlipat. Pengecer mematok harga Rp.23ribu hingga Rp.30ribu per tabung ukuran 3 kilogram.
Warga menduga, ada permainan antara oknum Pertamina dengan distribotor dan agen di Kota Banjarmasin yang mengakibatkan masyarakat harus mengeluarkan isi koceknya lebih dalam lagi guna membeli gas 3 kilogram. Masyarakat meminta Pemerintah Kota Banjarmasin lebih serius dalam menanggulangi kelangkaan gas elpiji ini,dan lebih diawasi penyaluranya.
Dari pantauan Berita9 disebuah SPBU tercantum harga jual gas elpiji sebesar 17.500 yang HET-nya Rp.15.500. Seorang petugas jaga tidak bisa menjelaskan mengapa harganya naik 2 ribu dari ketetapan pemerintah. “Saya hanya menjalankan tugas dari atasan pak,” ujar si penjaga yang tidak mau menyebut namanya.
Tim liputan kami juga menemukan keanehan dengan kelangkaan ini. Ditemukan fakta bahwa ternyata banyak agen yang menyalurkan gas ekonomis itu ke berbagai rumah makan. Padahal itu dilarang. Sebab, keberuntukan gas 3 kilogram adalah untuk masyarakat kelas bawah, sedangkan restoran atau tempat bisnis diwajibkan memakai gas yang ukurannya lebih besar.
Tim melihat sendiri bagaimana sebuah rumah makan mampu memiliki 10 hingga 15 tabung gas 3 kilogram. Dan itu tidak satu rumah makan saja, tapi hamper disemua rumah makan ukuran sedang hingga besar yang ada di Kota Banjarmasin. memantau kemana sejauh ini elpiji di perjual belikan,alangkah terkejutnya ternyata gas elpiji di kirim kerumah makan dengan jumlah yang cukup banyak sesuai kesaksian berita9 setiap rumah makan menyetok antara 10 sampai 15 tabung,
Jika ini dibiarkan terus oleh Pertamina, bukan tidak mungkin elpiji 3 kilogram di Kalimantan Selatan semakin langka dan peruntukannya bisa dipastikan bukan untuk rumah tangga, tapi untuk rumah bisnis
Ketika hal itu akan ditanyakan ke Pertamina, beberapa pejabat di perusahan milik Negara itu enggan memberikan keterangan. Bahkan, Walikota Banjarmasin pun masih sulit untuk ditemui. (red/bhm/sinaga/eka)
Laporan Koresponden Kalsel
Eka Adi
Label:
Artikel Terbaru,
Daerah