Breaking News :

Manfaatkan Situasi, Satrio cs Bohongi Cukong Pengusaha (Menyingkap Mafia Proyek BBPJN Wil VII Kalimantan Bagian 40)


Berita9 – Kelakuan Kepala Bidang Pelaksanaan II BBPJN Wilayah VII Kalimantan, Satrio Sugeng Prayitno sudah diluar batas kewajaran sebagai manusia. Memanfaatkan situasi bombastisnya pemberitaan media nasional yang membongkar mega korupsi yang dilakukan institusinya, dia memperdaya para cukong pengusaha yang selama ini dikenal sebagai peliharaan mereka.

Hari ini, di kantor Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Kalimantan Barat di Jalan Subarkah, Pontianak, sedang berkumpul para sindikat mafia proyek. Mereka adalah, Satrio Sugeng Prayitno, Kasatker Wil II Suparman, Kasatker Wil 3 Tirta Nadis dan Kabid Pelaksanaan I Selamet Rasidi. Mereka berkumpul dalam upaya membahas tekhnis keberangkatan ke Jakarta guna menemui yang katanya pimpinan media nasional Berita9


Akal Bulus Satrio
Sebelumnya kami mendapat kabar, telah berkumpul beberapa cukong, antara lain, Kuswidaryanto, Punto Sulistyo, Leo Tabrani dengan lokasi pertemuan dirumah Afeng. Dalam pertemuan itu, para cukong membahas tentang permintaan uang dari Satrio sebesar Rp. 1 milyar yang akan digunakan untuk membungkam media nasional yang memberitakan kasus korupsi di lembaga BBPJN Wilayah VII Kalimantan.

Dari informasi yang kami dapat, Satrio mengaku kepada para cukong, bahwa ia telah bertemu dengan salah seorang pimpinan tertinggi media
Berita9. Menurut pengakuan Satrio, pemimpin media tersebut ternyata adalah kawannya dia sendiri dan sudah meminta-minta ampun kepadanya karena telah memuat pemberitaan yang mengusiknya.

Masih menurut pengakuan Satrio, perjanjian “perdamaian” dengan yang katanya orang media
Berita9 itu antara lain, dalam pertemuan tidak boleh membawa anggota Polri, meminta uang sebesar Rp. 1 milyar yang diaplikasikan dalam bentuk Dollar AS.
Uang tersebut diserahkan malam ini disebuah mall di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Satrio bercerita, bahwa awak redaksi media itu mengakui merasa bersalah telah memberitakan Satrio dan kawan-kawan karena terdesak dengan kebutuhan ekonomi, seperti belum membayar uang kontrakan selama 5 bulan dan tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Untuk itu, masih cerita Satrio ke para cukong, ia berinisiatif membelikan rumah di daerah Citayam, Bogor.

Bahkan, Satrio sendiri yang mengantar si pemimpin media tersebut ke lokasi rumah yang akan dibeli dari uang yang didapat dari para cukong. Satrio bertutur, dirinya sengaja ikut memilih rumah yang akan dibeli dengan tujuan jika nanti media itu kembali membuat berita, maka akan mudah mendampratnya.


Karuan, semua cerita tersebut dipercayai oleh para pengusaha semisal Punto, Leo, Afeng, Ateng, Warno dan beberapa nama lainnya. Makanya, hari ini para cukong sedang sibuk iuran mengumpulkan dana yang akan diberikan Satrio guna membungkam media nasional ini.

Bahkan, Haji Warno sudah menukarkan uangnya dalam bentuk Dollar yang akan dijadikan dana cadangan jika awak media nasional itu meminta tambahan dana. Sedangkan Punto dan Leo meminta Satrio agar pecahan Dollar yang akan diserahkan ke awak media nasional itu ditandai nomor serinya. Tujuannya, jika nanti tertangkap dan awak media itu mengelak, maka nomor seri Dollar tersebut bisa dijadikan barang bukti.

 

Satrio Bohongi Cukong
Semua cerita karangan Satrio itu kami tanggapi dengan tertawa lebar. Pasalnya, kami bukanlah orang yang mudah tergiur dengan setumpuk uang. Tekad kami jelas, memperkarakan mereka ke jalur hukum jika seluruh bukti-bukti sudah kami sempurnakan.

Sebenarnya yang terjadi adalah, Satrio memanfaatkan momentum pemberitaan ini sebagai ajang mengeruk keuntungan pribadi. Dengan jabatan yang disandangnya, ia merasa mampu melakukan semua hal, termasuk membungkam media-media nasional yang gencar memberitakan kasus korupsi di BBPJN Wilayah VII Kalimantan.

“Kasian deh luh cukong dibohongi Satrio dan Suparman,” kata awak media kami.

Selama ini, kami telah mematahkan semua skenario buruk mereka yang berencana membungkam media-media nasional. Kami bukan media abal-abal yang mudah ditaklukan dengan uang.

Bisa dimaklumi kelakukan Satrio itu, karena dia selama ini dikenal sebagi pribadi yang gemar mabuk, pengkonsumsi narkoba dan gemar melakukan pesta seks dengan para wanita belia. Satrio bersama koleganya Suparman telah menjadikan para cukong-cukong itu sebagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) mengeruk keuntungan pribadi.

Dari info yang kami dapat, Suparman menyampaikan pesan Satrio ke para cukong agar tidak takut menghadapi situasi ini, sebab semua lini untuk membungkam media nasional sudah dipegangnya. Bahkan, secara meyakinkan, Suparman menyampaikan pesan Satrio, tidak usah takut dengan ancaman satu Direktur di Ditjen Bina Marga yang mengeluarkan ancaman penggeseran mereka ke jabatan lain.

“Masalah ancaman Pak Nanda yang akan menggeser kami tidak usah takut, jika Pak Nanda berani lakukan itu, maka kita akan bongkar semua kelakuan buruk dia ke media,” itu ancaman yang disampaikan Suparman dari Satrio. Lagi-lagi para cukong percaya dengan bualan Satrio dan Suparman.


Dikebiri Istri  

Sementara itu, didapat kabar, Kabid Pelaksanaan I Selamet Rasidi saat ini posisinya sedang terancam. Pasalnya, sang istri sudah mengetahui kelakukan bejat suaminya saat berkumpul dengan Suparman, Tirta Nadis dan Satrio. Sudah 5 hari ini, Selamet tidak berani pulang kerumah, takut dengan istrinya yang akan melaporkan dirinya ke Dirjen Bina Marga. 
Guna mendiamkan istrinya, dengan terpaksa dia meminta bantuan ke Ir.ANDA salah satu Direktur di Ditjen Bina Marga untuk mengantarnya pulang. Tujuannya, jika dengan sang atasan, diharapkan istrinya tidak akan ngomel-ngomel. Ternyata tidak, usai Ir. ANDA balik, istrinya menyemprot Selamet habis-habisan diselingi dengan membanting beberapa benda yang kebetulan berada di depan mata si istri.

Sama halnya dengan Suparman. Hari ini dia sedang galau karena keberangkatannya ke Jakarta guna menemani Satrio terancam batal. Penyebabnya, sang istri mendesak untuk ikut serta. Hal itu dilakukan agar Suparman tidak melakukan pesta miras, narkoba dan pesta seks seperti yang dilakukan pada Jum’at (23/01) lalu bersama Satrio di diskotik apartement Arya Duta, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. (red/tim investigasi)
Share this post :
 
Copyright © 2014. Berita 9 Santun dan Bersahabat - All Rights Reserved
ReDesign by Berita 9