Berita9 - Tingkat keresahan masyarakat akan bancakan uang rakyat oleh tangan-tangan mafia proyek di Indonesia, saat ini sudah masuk dalam kategori super emergency dan membahayakan. Sindikat mafia proyek itu bahkan sudah sekelas mafia, karena memiliki jaringan dan kelompok yang sangat terencana, masif dan terstruktur secara rapih dan berjenjang dari bawah hingga ke level yang cukup tinggi.
Dari beberapa kasus mafia proyek yang terjadi selama ini, baik yang terungkap maupun tidak, rata-rata pelakunya adalah sindikat yang memiliki jaringan keluar daerah baik nasional maupun internasional. Tidak tertutup kemungkin, mafia proyek juga membuka jaringan ke aparat hukum. Tujuannya jelas, jika borok mereka terbongkar, maka mereka bisa menggunakan tangan-tangan kotor oknum aparat agar keluar dari jerat hukum.
Setelah melakukan analisis mendalam, jaringan mafia proyek di BBPJN Wil VII Kalimantan, diduga menggunakan sistem seperti sindikat narkotika atau dalam istilah mafia disebut sistem jaringan sel terputus atau yang bisa diputuskan. Gunanya adalah untuk melindungi aktor utama atau pelindung utama mereka. Hal itu bukan asal bicara, beberapa informasi yang berhasil dihimpun dari sumber penting kami membenarkan, bahwa oknum pejabat itu sudah bertindak layaknya mafia.
Memberangus Pemberitaan
Seperti yang dilakukan para oknum BBPJN VII Kalimantan, sebisa mungkin mereka melakukan upaya apapun agar borok mereka tidak masuk ke ranah hukum. Dari informasi yang didapat, para oknum yang di koordinir salah satu Direktur di Ditjen Bina Marga Ir. ANDA, telah membentuk satuan tugas khusus (satgasus) untuk memberangus pemberitaan yang dilakukan berbagai media nasional dan mempersiapkan berbagai skenario agar terhindar dari tindak pidana pencucian uang (akan diulas dalam bagian 31)
Satgas yang dibentuk pada hari Senin (19/01) di isi oleh seluruh oknum pejabat yang diberitakan berbagai media. Ditunjuk sebagai sekretaris umum Kabid Pelaksana II Satrio Sugeng Prayitno. Anggota satgas diisi, Selamet Rasidi, Tirta Nadis, Suparman, Suherman ST dan dibantu 7 orang cukong pengusaha yang menjadi "peliharaan" para oknum tersebut.
Ada 10 point yang dihasilkan dalam rapat perdana mereka. Yang pertama dan utama adalah memberangus News Online Berita9 dengan cara apapun serta mencegah pemberitaan sejenis muncul lagi kepermukaan. Target "pemberangusan" Berita9 dipatok pada tanggal 15 Februari 2015. Pemberangusan itu bertujuan untuk memberikan efek jera kepada berbagai media massa yang gencar memberitakan kasus mafia proyek dilingkungan kerja mereka. Selain itu, untuk menunjukkan eksistensi bahwa mereka lebih kuat dari yang lain.
Dalam rapat tersebut, Satrio melaporkan kepada Ketua Satgas, bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan aparat hukum di Kalbar. Tujuannya, jika borok mereka sampai ke ranah hukum, maka mereka tetap akan bersih dan melenggang bebas. Didepan forum rapat itu juga, Satrio berkoar seluruh aparat hukum, termasuk salah seorang pimpinan KPK sudah disumpal uang, sehingga mereka merasa yakin aparat hukum tidak akan berani menyentuh mereka.
Sesuatu yang sangat tidak masuk akal dengan klaim Satrio, bagaimana mungkin orang sekelas Komisioner KPK bisa disuap, apalagi orang yang disebut itu selama ini dikenal bersih dan mantan aktivis hukum dan pegiat korupsi. Apalagi, Satrio sesumbar sudah menyuap salah satu pejabat tinggi Polri yang baru saja berhasil menjebloskan mantan anggota MPR Budiono Tan ke dalam penjara. Awak media sangat yakin, Satrio hanya omong kosong. (akan kita ungkap siapa Satrio sebenarnya dalam bagian selanjutnya).
Bagi-Bagi Jabatan
Hebatnya, di rapat satgas itu, ditentukan juga kenaikan jabatan 6 orang tersebut. Suparman direncanakan naik menjadi Kabid, Tirta Nadis yang kini menjadi Kasatker Wilayah 3 menggantikan Suparman sebagai Kasatker Wil 2. Sedangkan Ir. Anda naik menjadi Sesditjen.
Untuk memperlancar semua skenario tersebut, Satrio menginstruksikan ke 7 cukong untuk menyiapkan dana sebesar Rp. 3 milyar yang akan dipotong dari kutipan proyek yang sudah dimenangkan sebelumnya. Dalam instruksinya, Ir. Anda mengatakan, "Saya percaya kalian adalah orang-orang terbaik saya. Apapun cara kalian yang penting bisa membungkam Berita9 dan media lainnya. Kalau ini sampai ke ranah hukum, maka kita semua akan celaka karena yang diberitakan Berita9 itu benar semua,"
Ketua National Policy Watch (NPW) Variz el-Haq menyebut situasi saat ini sudah sangat emergency, aksi mafia proyek di Indonesia sudah sangat berbahaya bagi perkembangan negara kita kedepan. Apalagi aksi mereka ini sudah jelas-jelas merambah seluruh kementerian dan wilayah kita.
Bila hal ini tidak segera ditindaklanjuti dan dilakukan penanganan tegas dan pengungkapan aktor utama pengendalinya, maka tidak menutup kemungkinan negara kita kedepan akan jadi hancur berantakan.
Sejak awal target NPW cukup sederhana, aparat hukum bergerak membongkar seluruh jaringan mafia proyek di BBPJN Wilayah VII Kalimantan yang sudah berlangsung lama - bersambung edisi ke 31 berisi klaim aliran dana yang sudah dikeluarkan Satgasus (red/tim investigasi)
Seperti yang dilakukan para oknum BBPJN VII Kalimantan, sebisa mungkin mereka melakukan upaya apapun agar borok mereka tidak masuk ke ranah hukum. Dari informasi yang didapat, para oknum yang di koordinir salah satu Direktur di Ditjen Bina Marga Ir. ANDA, telah membentuk satuan tugas khusus (satgasus) untuk memberangus pemberitaan yang dilakukan berbagai media nasional dan mempersiapkan berbagai skenario agar terhindar dari tindak pidana pencucian uang (akan diulas dalam bagian 31)
Satgas yang dibentuk pada hari Senin (19/01) di isi oleh seluruh oknum pejabat yang diberitakan berbagai media. Ditunjuk sebagai sekretaris umum Kabid Pelaksana II Satrio Sugeng Prayitno. Anggota satgas diisi, Selamet Rasidi, Tirta Nadis, Suparman, Suherman ST dan dibantu 7 orang cukong pengusaha yang menjadi "peliharaan" para oknum tersebut.
Ada 10 point yang dihasilkan dalam rapat perdana mereka. Yang pertama dan utama adalah memberangus News Online Berita9 dengan cara apapun serta mencegah pemberitaan sejenis muncul lagi kepermukaan. Target "pemberangusan" Berita9 dipatok pada tanggal 15 Februari 2015. Pemberangusan itu bertujuan untuk memberikan efek jera kepada berbagai media massa yang gencar memberitakan kasus mafia proyek dilingkungan kerja mereka. Selain itu, untuk menunjukkan eksistensi bahwa mereka lebih kuat dari yang lain.
Dalam rapat tersebut, Satrio melaporkan kepada Ketua Satgas, bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan aparat hukum di Kalbar. Tujuannya, jika borok mereka sampai ke ranah hukum, maka mereka tetap akan bersih dan melenggang bebas. Didepan forum rapat itu juga, Satrio berkoar seluruh aparat hukum, termasuk salah seorang pimpinan KPK sudah disumpal uang, sehingga mereka merasa yakin aparat hukum tidak akan berani menyentuh mereka.
Sesuatu yang sangat tidak masuk akal dengan klaim Satrio, bagaimana mungkin orang sekelas Komisioner KPK bisa disuap, apalagi orang yang disebut itu selama ini dikenal bersih dan mantan aktivis hukum dan pegiat korupsi. Apalagi, Satrio sesumbar sudah menyuap salah satu pejabat tinggi Polri yang baru saja berhasil menjebloskan mantan anggota MPR Budiono Tan ke dalam penjara. Awak media sangat yakin, Satrio hanya omong kosong. (akan kita ungkap siapa Satrio sebenarnya dalam bagian selanjutnya).
Bagi-Bagi Jabatan
Hebatnya, di rapat satgas itu, ditentukan juga kenaikan jabatan 6 orang tersebut. Suparman direncanakan naik menjadi Kabid, Tirta Nadis yang kini menjadi Kasatker Wilayah 3 menggantikan Suparman sebagai Kasatker Wil 2. Sedangkan Ir. Anda naik menjadi Sesditjen.
Untuk memperlancar semua skenario tersebut, Satrio menginstruksikan ke 7 cukong untuk menyiapkan dana sebesar Rp. 3 milyar yang akan dipotong dari kutipan proyek yang sudah dimenangkan sebelumnya. Dalam instruksinya, Ir. Anda mengatakan, "Saya percaya kalian adalah orang-orang terbaik saya. Apapun cara kalian yang penting bisa membungkam Berita9 dan media lainnya. Kalau ini sampai ke ranah hukum, maka kita semua akan celaka karena yang diberitakan Berita9 itu benar semua,"
Ketua National Policy Watch (NPW) Variz el-Haq menyebut situasi saat ini sudah sangat emergency, aksi mafia proyek di Indonesia sudah sangat berbahaya bagi perkembangan negara kita kedepan. Apalagi aksi mereka ini sudah jelas-jelas merambah seluruh kementerian dan wilayah kita.
Bila hal ini tidak segera ditindaklanjuti dan dilakukan penanganan tegas dan pengungkapan aktor utama pengendalinya, maka tidak menutup kemungkinan negara kita kedepan akan jadi hancur berantakan.
Sejak awal target NPW cukup sederhana, aparat hukum bergerak membongkar seluruh jaringan mafia proyek di BBPJN Wilayah VII Kalimantan yang sudah berlangsung lama - bersambung edisi ke 31 berisi klaim aliran dana yang sudah dikeluarkan Satgasus (red/tim investigasi)