Berita9 - Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membenarkan bahwa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad kerap mengikuti berbagai pertemuan dengan petinggi PDIP dan Nasdem guna pembicaraan pencalonan dirinya sebagai calon wakil presiden, semua itu adalah karena inisiatif stafnya.
"Kami harapkan untuk berani mengakui bahwa banyak pertemuan yang dilakukan dalam kaitannya dengan proses pencalonan beliau sebagai calon wakil presiden pada pemilu presiden 2014 yang lalu adalah benar dan hal tersebut atas inisiatif tim sukses dari bapak Abraham Samad yang berinisial D," kata Hasto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (22/01).
Sementara itu, saat dimintai komentarnya, Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi SP meminta kepada siapapun hendaknya jangan mendeskreditkan Ketua KPK Abraham Samad. Johan mengatakan, statement Hasto itu harus dikaji terlebih dahulu, sejauh mana kebenaran klaim PDIP itu.
"Siapa pun boleh melakukan apapun asal jangan sampai dalam rangka mendeskreditkan orang," katanya di gedung KPK Jakarta, Kamis (22/01).
Menurut Johan, jika yang disampaikan Hasto itu benar, maka KPK akan meneliti sejauh mana dokumen rekam jejak itu
"Meskipun yang terlibat ketua KPK, tentu KPK (akan) terlibat di sana," jelasnya.
Sedangkan Hasto merekomendasikan pembentukan Komite Etik untuk memeriksa Ketua KPK dalam menanggapi pertemuannya dengan sejumlah elite PDIP dan NasDem. "Kami merekomendasikan kepada KPK untuk membentuk Komite Etik," ujarnya.
Menurut Hasto, Ia bersama Hendropriyono dan beberapa saksi lainnya serta sejumlah menteri yang kini duduk di Kabinet Kerja Jokowi-JK, merupakan saksi pertemuan tersebut.
"Saya pribadi, Hasto Kristiyanto, bapak Hendropriyono dan beberapa saksi yang kami miliki yang di antaranya saat ini menduduki posisi sebagai menteri kabinet Kerja Jokowi-JK siap memberikan keterangan sebagai saksi," jelasnya.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari satu orangpun pimpinan KPK, terkait kemungkinan pembentukkan Komite Etik tersebut. (red/bhm/barat/fahrial)