Breaking News :

Presiden Erdoggan Dipengaruhi Paus Fransiskus


Berita9 - Kunjungan Sri Paus Fransiscus ke Turki, disinyalir hendak mempengaruhi kebijakan luar negeri Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoggan, agar tidak mengintervensi konflik Palestina-Israel.
(berita terkait : Jangan Ada Perwakilan Kembar Palestina di Indonesia)

"Sri Paus Fransiskus ingin agar Turki menjaga sikap netralnya dan tidak melakukan intervensi dalam konflik Palestina-Israel. Termasuk konflik internal faksi Fatah dan Hamas,"  demikian rilis dari Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia (UI), Dr. Abdul Mutaali,  MA, MIP, yang diterima  Berita9 Kamis, (4/12) malam.

Kompensasinya, lanjut Mutaali, ialah dukungan Paus Fransisus agar Turki bisa bergabung dalam Uni Eropa. Secara simbolis, kedatangan Sri Paus Fransiskus menyiratkan dukungan itu. Jadi, ungkapnya, Sri Paus Fransiskus hendak meminta maaf secara tersirat kepada Presiden Erdoggan.  (berita terkait : MUI Dukung Hamas Buka Perwakilan di Indonesia)

Pasalnya, pendahulu Paus Fransiskus, Paus Benediktus, pernah menyatakan Turki mustahil bergabung dalam Uni Eropa karena berpenduduk mayoritas Muslim, meskipun menganut sekulerisme.

"Turki berbeda dengan Uni Eropa, mereka Muslim dan Uni Eropa Kristen. Jadi, Turki mustahil bergabung dengan Uni Eropa," ujar Mutaali menirukan pernyataan Paus Benediktus ketika itu.
(berita terkait : Gus Sholah : Saya Tidak Mau Berwacana)
 

Menurutnya, Sri Paus Fransiskus memandang penting peran turki dalam geopolitik Timur Tengah karena Turki memiliki dua kartu truf di pentas politik internasional. Pertama, Turki merupakan anggota "North Atlantic Treaty Organization (NATO)" jauh sebelum berupaya menjadi anggota Uni Eropa. Jadi, Turki merupakan negara sekuler berpenduduk mayoritas Muslim.
Kedua, Turki merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-20 di dunia. Itu sebabnya Turki masuk menjadi anggota G-20 bersama dua negara Muslim lainnya, Indonesia dan Saudi Arabia.
(berita terkait : Israel Meledek Dunia Islam)

Jika Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke-10 terbesar di dunia, jelas Mutaali, maka Saudi Arabia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi kelima terbesar di dunia. Dengan kondisi ini, Turki berperan penting dalam geopolitik Timur Tengah.
Faktor pendukung lainnya, paparnya, Iran tidak bisa diharapkan untuk bekerjasama dengan "Barat" karena tidak adanya hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan ideologi kultural yang berbeda dengan negara-negara Timur Tengah lainnya.

"Jadi, Turki sebagai negara tetangga Iran sangat diharapkan oleh Sri Paus Fransiskus untuk menjaga netralitas sikapnya terhadap konflik Israel-Palestina, termasuk konflik internal faksi Hamas dan Fatah," papar Mutaali.
(berita terkait : Menteri Agama 4 Negara Tolak Jihad ala Ekstrimis)

Mutaali pun menilai Turki merupakan negara yang cukup lihai dan fleksibel dalam pentas politik internasional. Khususnya, dalam menjaga keseimbangan antara negara "Barat" dan Timur (Islam).
Apalagi, jelasnya, relasi diplomatik antara Vatikan dan Turki sudah dimulai sejak Turki masih berbentuk Kekhalifahan Usmani. Jadi, umurnya sudah ribuan tahun.
Share this post :
 
Copyright © 2014. Berita 9 Santun dan Bersahabat - All Rights Reserved
ReDesign by Berita 9