Aksi menolak geng motor dicap sebagai berandalan |
Berita9 - Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta aparat kepolisian diseluruh Indonesia untuk melakukan operasi secara rutin guna meredam aksi brutal yang dilakukan geng motor diberbagai daerah. Khusus di Jakarta, keberadaan geng motor semakin brutal bertindak kriminal. Hal ini menjadi teror baru bagi warga Jakarta.
"Polda Metro Jaya tak boleh membiarkannya," ujar Neta. Jika aksi anggota geng motor ini dibiarkan lama, dipastikan malam hari akan menjadi teror bagi warga Jakarta. Padahal, selama ini kondisi Jakarta pada malam hari relatif aman.
Terlebih, kata Neta, aksi geng motor di Pejaten Barat itu menyebabkan Nur Zaman (30) warga Pejaten Barat mengalami luka hingga kritis saat menghadapi geng motor. Tak hanya itu, di tempat lain, anggota Yon Zikon TNI AD, Praka Wahyu Adi (31), pun kritis setelah dibacok geng motor di Jalan Pertigaan Arundina, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, pada Minggu (23/11/2014) pukul 02.30.
Neta mendorong agar Polda Metro Jaya melakukan operasi dan patroli lebih intens pada malam hari. "Agar aksi geng motor bisa dihentikan," katanya. Selain itu, ia menambahkan, geng motor yang melakukan penyerangan Ahad (23/11) dini hari itu harus segera diburu dan ditangkap serta diproses secara hukum.
Selama ini, Polda Metro Jaya cukup berani bertindak tegas pada ormas yang anarkis. Untuk itu, lanjutnya, publik menunggu sikap tegasnya kembali Polda Metro Jaya untuk menangani aksi geng motor yang kian brutal.