Berita9 - Dua belas hari sudah evakuasi penumpang dan pesawat AirAsia QZ 8501 berlangsung. Selama kurun waktu itu pula puluhan armada dan ratusan orang turun di tiga titik kota di Indonesia. Di antara Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah; Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta; dan RS Bhayangkara, Surabaya, operasi di Pangkalan Bun menjadi yang paling menegangkan.
Sebagai area terdekat dari lokasi jatuhnya pesawat, Pangkalan Bun menjadi basis berkumpulnya tim pencarian dari dalam dan luar negeri. Di sana juga menjadi pusat pemantau lalu-lintas bala-bantuan laut dan udara, sejak QZ 8501 dinyatakan hilang pada Ahad (28/12) lalu.
Pencarian pesawat pun terbilang sulit, cuaca yang acap kali berubah serta lokasi pencarian yang sangat luas menjadi halangan utama. Kondisi itu juga yang membuat tim SAR (Search and Rescue) gabungan baru menemukan titik terang di hari kedua pesawat dinyatakan hilang.
Jenazah yang pertama kali ditemukan pada Selasa (30/12) lalu pun tak mudah untuk dievakuasi. Lagi-lagi, cuaca ekstrem di tengah laut yang menghambat proses evakuasi, membuat petugas tim gabungan harus extra kerja keras dan extra waspada.
Ditengah perjuangan menemukan korban pesawat naas itu, Basarnas mengumumkan telah menemukan ekor pesawat AirAsia QZ 8501 di dasar Selat Karimata pada kemarin siang. Tim kapal MGS Geo Survey mendeteksi sonar di koordinat 03 36 31 S - 109 41 66 T. Tak menunda-nunda waktu, sebanyak enam kapal yang berada di sekitar lokasi langsung menyisir temuan.
Setelah dideteksi dan difoto dengan robot automatic unnamed vehicle, tim memastikan temuan tersebut adalah ekor pesawat sepanjang 10 meter.Direktur Operasi Basarnas Marsekal Pertama S.B. Supriyadi mengatakan, gambar tersebut menjadi penguat bahwa timnya akan semakin mudah menemukan kotak hitam dan flight instrument recorder. Kedua alat ini biasanya berada di ekor pesawat.
Kepala Basarnas Marsekal Madya F. Henry Bambang Soelistyo menuturkan timnya tak akan sembarangan mengangkat kotak hitam. Ia akan melibatkan tim KNKT agar kondisi kotak hitam tetap terjaga.
"Nanti harus ada tim khusus KNKT yang ikut serta atau mengarahkan pengangkatan black box," ujar Bambang. (red/tim)