Ilustrasi franchise caffe Kopitiam
Berita9 - Mentalitas oknum pejabat sekelas Kepala Bidang (Kabid) Pelaksanaan I Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wil II Kalbar, Selamet Rasidi, Kabid Pelaksanaan II Satrio Sugeng Prayitno, Kasatker Wilayah II Suparman, Kasatker Wilayah III, Tirta Nadis berikut 7 pengusaha yang selama ini menjadi peliharan mereka, antara lain : Punto Sulistyo PT.BCK, Kuswidaryanto mewakili Afeng PT. SMP, Eryanto PT. Eria Makmur, Haji Warno, Sukadi, Leo Tabrani dan Ateng. Sungguh sudah teramat rusak.
Secara sadar, mereka telah merampok uang rakyat dengan cara mengakali pemenang paket proyek infrastruktur yang saat ini sedang dikebut Pemerintahan Jokowi-JK.
Saat ini, Satrio, Selamet Rasidi dan Suparman sedang berupaya mencuci semua uang yang mereka dapat secara tidak sah. Salah satunya ada dengan membeli caffe Kopitiam di bilangan Jalan Senopati, Jakarta Pusat.
Caffe Kopitiam selama ini dikenal sebagai tempat tongkrongan orang berkelas. Sebuah sumber mengatakan, dana yang digelontorkan Satrio, Selamet Rasidi dan Suparman Rp. 8 milyar lebih guna mengambil alih bangunan dan manajemen caffe tersebut. Saat ini, caffe tersebut dikelola oleh salah seorang anaknya Satrio yang baru saja selesai kuliah di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta.
Usai membeli caffe Kopitiam, diketahui malam harinya pada Jum'at (23/01) mereka merayakannya dengan menggelar pesta miras, narkoba dan pesta seks di diskotik apartemen Aryaduta, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Saking gembiranya, mereka pesta hingga tak sadarkan diri. Satrio dan Suparman nyaris bugil hanya menyisakan celana dalam saat digotong keluar satpam diskotik.
Seorang petugas satpam apartemen Aryaduta yang kami temui membenarkan kejadian tersebut. Menurut satpam itu, ia bersama rekan-rekannya terpaksa menggotong seseorang yang berkumis tebal dan satunya berpostur tinggi keluar area karena jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
Tadinya, lanjut si satpam, komandan regunya akan melaporkan kedua orang itu ke polisi. Sebab ditengarai keduanya memiliki narkoba. Entah kenapa sang komandan regu itu menjadi lupa karena sibuk evakuasi Satrio dan Suparman hingga ke dalam mobil. (red/tim investigasi)