Ilustrasi suap kepada pers
Berita9 – Keberadaan Haji Warno dari Kabupaten Sintang yang menjadi salah seorang cukong yang tergabung dalam kelompok tujuh pengusaha piaraan oknum pejabat Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VII Kalimantan yang dikoordinir Kabid Pelaksana berinisial SR yang dibantu Kasatker Wilayah 1 & 2 SPN serta Kasatker Wilayah 3 TN, sungguh sangat meresahkan. Pasalnya, Warno acapkali memakai tangan media untuk memeras pejabat di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Haji Warno sendiri dikenal sebagai salah seorang pendiri sebuah lembaga swada masyarakat (LSM). Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai aktivis, Warno sering memakai beberapa media lokal untuk mengkritik banyak pejabat. Tujuannya hanya satu, untuk mendapatkan proyek.
Dengan dalih membela kepentingan rakyat, di media lokal Warno sering muncul dengan sloga-slogan anti korupsi dan pemberantasan mafis proyek. Padahal itu semua hanya kedok. Dari sebuah sumber yang dekat dengan Warno mengatakan, usai berbicara di media lokal dengan menjual nama rakyat, Warno akan mendatangi pejabat tersebut.
Pastinya ada deal tertentu diantara mereka. Dengan cara-cara itu, tak heran Warno dijuluki sebagai godfather Sintang yang memiliki kekuatan media dan Warno dikenal sebagai orang pelit atas aktivitas sosial kemasyarakatan.
Saat Berita9 mempelajari beberapa media yang selama ini menjadi corongnya Warno, didapati kebanyakan media tersebut dicetak dalam edisi terbatas dan terbitnya tidak selalu konsisten alias tempo, tempo-tempo terbit, tempo-tempo tidak terbit. (red/tim investigasi)