Berita9 - Ancaman mogok nasional yang dilontarkan Organisasi Angkutan Darat (Organda) betul-betul terjadi. Ini terlihat di di Bantul, DI Yogyakarta dan Banyumas, Jawa Tengah.
Sementara itu, ribuan sopir angkutan kota di Depok juga menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Dalam aksinya, massa mendesak penyesuaian tarif angkutan umum setelah kenaikan harga BBM diumumkan Presiden Joko Widodo.
Sekretaris Jenderal Organda Kota Depok, Hasyim, mengatakan unjuk rasa akan diikuti sekitar 1.500 armada. Aksi akan digelar di kawasan Jalan Raya Bogor. Di tiga titik konsentrasi massa, nanti akan bergabung sopir angkutan dari Bogor dan Jakarta.
Mobil Patroli
Jajaran Polres Bantul mengerahkan mobil patroli, sementara Dishub Bantul mengerahkan bus-bus mereka untuk mengangkut penumpang dari kalangan pelajar dan karyawan.
Salah seorang warga, Tedjo mengaku prihatin dengan kondisi saat ini. Kenaikan harga BBM memang jadi persoalan bersama khusus bagi masyarakat tidak mampu.
"Tapi jangan mogok operasi, rakyat kecil juga yang menjadi korbannya," kata Karmidi, Rabu (19/11). Meski ada bantuan dari polisi dan dinas perhubungan, tapi bagi warga yang akan pergi ke luar kota harus gigit jari. Karena hampir seluruh kendaraan atar kota setop operasi.
"Saya pulang lagi dan tidak jadi kerja. Tadi tidak ada angkutan," kata Sugiyo, warga Pandak, Bantul.
Banyumas Mogok Total
Salah seorang warga, Tedjo mengaku prihatin dengan kondisi saat ini. Kenaikan harga BBM memang jadi persoalan bersama khusus bagi masyarakat tidak mampu.
"Tapi jangan mogok operasi, rakyat kecil juga yang menjadi korbannya," kata Karmidi, Rabu (19/11). Meski ada bantuan dari polisi dan dinas perhubungan, tapi bagi warga yang akan pergi ke luar kota harus gigit jari. Karena hampir seluruh kendaraan atar kota setop operasi.
"Saya pulang lagi dan tidak jadi kerja. Tadi tidak ada angkutan," kata Sugiyo, warga Pandak, Bantul.
Banyumas Mogok Total
Sementara itu, hampir seluruh angkutan umum di Banyumas, Jawa Tengah, juga mogok operasi. Banyak penumpang yang terlantar akibat aksi ini.
Polisi dan TNI mengerahkan seluruh kendaraan untuk mengangkut pelajar dan penumpang yang telantar karena tidak ada angkutan kota dan bus luar kota. Bahkan mobil dinas komandan Kodim juga ikut diterjunkan.
Banyak calon penumpang yang telantar membuat mobil dinas yang dikerahkan tidak mampu mengangkut seluruh penumpang. Banyak warga yang terpaksa berjalan kaki.
"Saya tadi diantar pakai mobil komandan Kodim Banyumas. Satu jam lebih tadi saya tunggu angkutan lewat," kata warga bernama Daryati.
Sidin sopir bus mikro mengaku tidak beroperasi karena biaya untuk membeli bahan bakar membengkak dari Rp150 ribu menjadi Rp250 ribu.
"Bukan untung tapi justru menombok kalau saya paksakan menarik," katanya. (red/tim)
Polisi dan TNI mengerahkan seluruh kendaraan untuk mengangkut pelajar dan penumpang yang telantar karena tidak ada angkutan kota dan bus luar kota. Bahkan mobil dinas komandan Kodim juga ikut diterjunkan.
Banyak calon penumpang yang telantar membuat mobil dinas yang dikerahkan tidak mampu mengangkut seluruh penumpang. Banyak warga yang terpaksa berjalan kaki.
"Saya tadi diantar pakai mobil komandan Kodim Banyumas. Satu jam lebih tadi saya tunggu angkutan lewat," kata warga bernama Daryati.
Sidin sopir bus mikro mengaku tidak beroperasi karena biaya untuk membeli bahan bakar membengkak dari Rp150 ribu menjadi Rp250 ribu.
"Bukan untung tapi justru menombok kalau saya paksakan menarik," katanya. (red/tim)