Breaking News :

Tirta Nadis Tersangka Perusak Hutan Lindung, Kontraktor Kembali Dibohongi (Menyingkap Mafia Proyek BBPJN Wil VII Kalimantan Bag 58)

Tirta Nadis Kasatker Wil III BBPJN VII Kalimantan Tersangka Perusak Hutan Lindung




 

Berita9 (Pontianak-Jakarta) - Hari ini, Senin (23/02) tidak seperti biasanya, Kepala Satuan Kerja Wilayah (Kasatker Wil) III, Tirta Nadis pagi-pagi sudah berada dikantornya, di Jalan Subarkah, Pontianak. Tepat jam 7.30 waktu setempat, dibalut kemeja putih, Tirta Nadis masuk keruang Kasatker Wil II, Suparman. 

Diruangan itu, mereka menggelar rapat mendadak membahas satu hal penting. Kasus perusakan hutan lindung dalam paket pekerjaan Sintang-Putussibau. Dalam kasus tersebut, Tirta Nadis mendapat label baru dari penyidik Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat (Kalbar) sebagai tersangka.

Inilah babak baru kehidupan Tirta Nadis yang kami panggil si Kumis. Setelah dengan gagah perkasa berkoar kesana kemari bahwa dirinya kebal hukum, kini hukum itu sendiri yang menghampirinya.

Dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah kontraktor itu, dibahas bagaimana caranya mengumpulkan dana untuk disebar keberbagai penjuru di kantor aparat hukum. Tujuannya hanya satu, supaya aparat penegak hukum tidak melanjutkan penyidikan kasus tersebut.

Menariknya, dibahas juga persoalan "tidak sampainya bingkisan" untuk awak redaksi media nasional
Berita9 . Padahal, Tirta Nadis secara sukses telah menggondol uang Rp. 500 juta hasil saweran para kontraktor untuk membungkam Berita9 . Namun, merasa tidak bersalah, si Kumis malah berdalih bahwa awak media nasional ini berlaku kurang ajar dengan meminta tambahan dana. Padahal, cerita si Kumis, dia sudah membawa uang cash sebesar Rp. 500 juta. Namun, pada saat akan diserahkan, awak media Berita9 meminta tambah lagi Rp. 500 juta.

Dalam pertemuan itu, Tirta Nadis berkisah, pemimpin redaksi
Berita9 adalah anak muda yang masih berusia 30 tahun kurang. Bergaya anak baru gede( ABG) dan berlaku tidak sopan. Masih menurut cerita khayalan si Kumis yang diutarakan dalam rapat itu, awak media ini menolak pemberian uang yang telah disiapkan karena meminta tambahan. Jika tidak Rp. 1 milyar, maka tidak akan menerimanya. "Kalau kalian mau Berita9, diam tambah lagi dananya. Sebenarnya saya juga sudah malas ketemu sama itu orang Berita9 , lagaknya sombong. Sudah tidak kerja malah minta tambah lagi," ujar si Kumis dihadapan peserta rapat.

Namun ketika didesak dimana uang itu berada. Akhirnya, Tirta Nadis buka kartu yang sebenarnya. Bahwa ternyata uang Rp. 500 juta digunakan untuk menyuap aparat penyidik Polda Kalbar. Tujuannya, supaya kasus perusakan hutan yang dilakukannya tidak berlanjut lagi. Dan ternyata, penyelidikan kasus tersebut sudah berlangsung setahun dan menempatkan Tirta Nadis sebagai tersangka. Hanya saja, hingga kini, dia belum dijebloskan ke dalam penjara.

Pengakuan itu dikeluarkan Tirta Nadis tanpa merasa bersalah dan sungkan. Bahkan, ia meminta para kontraktor untuk mengumpulkan kembali kutipan yang dianggap sebagai setoran proyek untuk menambah dana yang sudah dipakainya Rp. 500 juta menjadi Rp. 1 milyar yang akan digunakan membungkam
Berita9 . Sungguh sebuah pernyataan tolol dan tidak tahu malu. Sudah membohongi orang, malah berlagak pahlawan.

Bisa ditebak, dengan alasan membungkam
Berita9 , Tirta Nadis meminta para kontraktor untuk saweran lagi. Padahal, uang saweran itu diduga akan dipakai Tirta Nadis untuk menyuap keberbagai tempat supaya kasus perusakan hutannya tidak berlanjut dan dirinya tidak masuk penjara. 

Padahal, proyek yang dikerjakannya itu sarat dengan penipuan. Bagaimana tidak, perusahaan yang ada dalam dokumen pengerjaan adalah perusahaan pinjam bendera. Sedangkan riilnya, Tirta bersama kelompoknya yang mengerjakan.

Jika nantinya ternyata para kontraktor yang sudah dikadali percaya terhadap Tirta Nadis, maka kita bisa pastikan, bahwa para kontraktor tersebut tidak memiliki rasionalitas yang memadai. Namun, jika berani menolak dan meminta pertanggung jawaban terhadap uang yang dipergunakan si Kumis, maka kita menganggap, mereka masih memiliki akal sehat untuk berfikir.

Tanggapan Kapolda
Sementara itu, Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto menyatakan pihaknya tetap berkomitmen memberantas semua praktek korupsi di Kalbar dan tidak akan berdamai dengan pelaku tindak kejahatan. 


Bahkan ia memastikan, jika ada info anak buahnya yang berani bermain-main dengan sebuah kasus kejahatan, dirinya tidak sungkan menjatuhkan sangsi berat.

"Sejak saya ditunjuk jadi Kapolda Kalbar, saya sudah komitmen dalam memberantas korupsi di Kalbar. Tentunya untuk membersihkan itu, polisinya juga harus bersih, ibarat kalau mau membersihkan sampah, penyapunya harus dibersihkan terlebih dahulu," ungkap Arief kepada tim liputan  Berita9 usai menjadi pembicara utama dalam seminar anti korupsi yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Untan Pontianak dengan tema Generasi Muda Lawan KKN di Pontianak, Senin (23/02).

"Banyak yang meragukan komitmen saya terkait memberantas korupsi. Buktinya, baik oknum polisi dan oknum Bea Cukai Entikong yang diproses hukum yang kini sudah divonis hukum," katanya. 


Haram Sogokan
kembali kami tegaskan, bahwa seluruh awak media nasional sindikasi Berita9 tidak pernah dan tidak akan pernah mau menerima sogokan dari para pelaku korupsi, apalagi koruptor sekelas Tirta Nadis. Kami tidak pernah melakukan pertemuan dengan siapapun guna membahas atau menerima sogokan yang berasal dari oknum pejabat BBPJN VII Kalimantan.

Pernyataan Tirta Nadis bahwa Pemred kami masih ABG, sangatlah salah besar dan menunjukkan bahwa Tirta Nadis sedang mengumbar kebohongan kepada khalayak. Tidak selayaknya Tirta Nadis menjual nama baik kami untuk mendapatkan uang yang ternyata dipergunakannya untuk kepentingan hukum yang menjeratnya.

Dari berbagai kebohongan yang terungkap, hendaknya dijadikan pelajaran bagi para kontraktor untuk tidak lagi mempercayai omongan seluruh pejabat BBPJN ViI Kalimantan, baik itu Tirta Nadis, Satrio Sugeng Prayitno, Selamet Rasidi dan Suparman yang semuanya itu adalah oknum mafia. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat, keempat oknum itu akan segera tinggal ditempat baru mereka, sebuah hotel yang sangat cocok bernama hotel prodeo. Semoga. (red/hwi/tim investigasi)
Share this post :
 
Copyright © 2014. Berita 9 Santun dan Bersahabat - All Rights Reserved
ReDesign by Berita 9