Berita9 - Mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan kembali bentrok dengan aparat kepolisian, Rabu (19/11). Perang batu antara
mahasiswa dengan aparat kepolisian itu berlangsung di depan gedung
Phinisi eks Kampus Universitas Negeri Makassar Gunung Sari, di Jalan
Pettarani Makassar. (baca juga : Makassar lumpuh akibat demo mahasiswa )
Tak hanya batu, sejumlah oknum mahasiswa menggunakan bom molotov melawan petugas. Bentrok dua kubu itu berlangsung
selama tiga jam lebih. Saat memberikan perlawanan kepada mahasiswa, polisi sempat kewalahan. Pasalnya, mahasiswa memberikan perlawanan sengit dengan batu dan bom molotov sebagai upaya menolak permintaan petugas yang akan memukul mundur para mahasiswa.
Sebelumnya, mahasiswa menggelar aksi demo dengan memblokir seluruh ruas jalan di Jalan Pettarani Makassar sejak siang tadi. (baca juga : Fasilitas Dirusak Oknum Polisi, UNM MInta Ganti Rugi )
Akibat bentrok itu, sejumlah mahasiswa mengalami luka terkena batu, dan mengalami perih mata akibat terkena peluru gas air mata. Tak hanya itu, seorang mahasiswa ikut terbakar saat melempari polisi dengan bom molotov, di Jalan Raya Pendidikan yang tak jauh dari lokasi bentrokan.
Sebelumnya, mahasiswa menggelar aksi demo dengan memblokir seluruh ruas jalan di Jalan Pettarani Makassar sejak siang tadi. (baca juga : Fasilitas Dirusak Oknum Polisi, UNM MInta Ganti Rugi )
Akibat bentrok itu, sejumlah mahasiswa mengalami luka terkena batu, dan mengalami perih mata akibat terkena peluru gas air mata. Tak hanya itu, seorang mahasiswa ikut terbakar saat melempari polisi dengan bom molotov, di Jalan Raya Pendidikan yang tak jauh dari lokasi bentrokan.
Masyarakat Makassar yang terbiasa melewati jalan utama itu terpaksa harus mematikan kendaraannya karena tidak bisa jalan. Dari pantauan dilapangan, kemacetan sepanjang 7
kilometer dari arah jembatan layang, di Jalan Urip Sumiharjo. Bentrok berhasil dihentikan setelah puluhan aparat Pasukan anti Hura Hara (PHH) Komando Daerah Militer VII Wirabuana diterjunkan ke lokasi. (baca juga : Anggota DPRD pimpin penyerbuan Markas Polisi )
Usai bentrok, Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Bachtiar mengajak dialog ratusan mahasiswa dari sejumlah Fakultas di Universitas Negeri Makassar, guna menampung aspirasi mahasiswa terkait penolakan kenaikan harga BBM yang dinilai menyengsarakan masyarkat. (red/andi))
