Berita9 - Kelompok ekstrimis Al Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 28 penumpang bus di perbatasan Somalia, Kenya dan Ethiopia, Sabtu (22/11). Seperti dikutip dari laman Reuters, Ahad (23/11), mereka melancarkan aksi sadis itu sebagai balasan atas
serangan di masjid di Kota Mombasa. Penumpang bus itu menemui ajalnya setelah Al Shabaab menembak mati dengan cara dijejerkan disebuah lahan terbuka.
Pada Senin lalu, polisi di kota itu menembak mati satu orang dan menangkap hampir 400 orang lainnya di empat masjid yang mereka duga sebagai tempat untuk merekrut militan dan menyimpan senjata.
"Mujahidin berhasil melakukan operasi dekat Mandera dini hari tadi, yang mengakibatkan 28 tentara Salib binasa. Aksi ini sebagai balasan atas kejahatan yang dilakukan tentara Salib Kenya terhadap saudara-saudara Muslim kami di Mombasa," ujar juru bicara Al Shabaab, Mohamud Rage dalam sebuah pernyataan. Kelompok itu menggunakan istilah "Salib" untuk menggambarkan orang-orang Kristen atau non-Muslim pada umumnya.
Inspektur Polisi Jenderal David Kimaiyo mengatakan sebanyak 19 laki-laki dan sembilan perempuan tewas diberondong senjata oleh para militan.
"Laporan awal menunjukkan bahwa para penyerang yang menggunakan senjata berat, kemudian melarikan diri ke arah perbatasan ke Somalia," kata David.
Seorang saksi yang tak ingin disebut namanya, mengatakan para penyerang menaiki bus dan mencoba mengidentifikasi Muslim dan non-Muslim.
Ahmed Maalim, seorang pejabat di sub-County pasukan keamanan Mandera Timur, mengatakan para penyerang memerintahkan semua penumpang keluar dari bus. Tiga penumpang lain selamat, setelah membaca ayat-ayat Alquran dan diminta kembali ke bus.
"Para perempuan dan laki-laki (yang tersisa di luar) dipisahkan, kemudian ditembak satu persatu dari jarak dekat. Tidak ada yang selamat," kata Ahmed.
Menanggapi serangan itu, angkatan bersenjata Kenya meluncurkan serangan darat dan udara untuk menghancurkan sebuah kamp yang diyakini digunakan oleh para penyerang. Seorang juru bicara militer menyatakan, serangan akan terus dilancarkan hingga kelompok bersenjata itu tertangkap. (aspred/viva)
Pada Senin lalu, polisi di kota itu menembak mati satu orang dan menangkap hampir 400 orang lainnya di empat masjid yang mereka duga sebagai tempat untuk merekrut militan dan menyimpan senjata.
"Mujahidin berhasil melakukan operasi dekat Mandera dini hari tadi, yang mengakibatkan 28 tentara Salib binasa. Aksi ini sebagai balasan atas kejahatan yang dilakukan tentara Salib Kenya terhadap saudara-saudara Muslim kami di Mombasa," ujar juru bicara Al Shabaab, Mohamud Rage dalam sebuah pernyataan. Kelompok itu menggunakan istilah "Salib" untuk menggambarkan orang-orang Kristen atau non-Muslim pada umumnya.
Inspektur Polisi Jenderal David Kimaiyo mengatakan sebanyak 19 laki-laki dan sembilan perempuan tewas diberondong senjata oleh para militan.
"Laporan awal menunjukkan bahwa para penyerang yang menggunakan senjata berat, kemudian melarikan diri ke arah perbatasan ke Somalia," kata David.
Seorang saksi yang tak ingin disebut namanya, mengatakan para penyerang menaiki bus dan mencoba mengidentifikasi Muslim dan non-Muslim.
Ahmed Maalim, seorang pejabat di sub-County pasukan keamanan Mandera Timur, mengatakan para penyerang memerintahkan semua penumpang keluar dari bus. Tiga penumpang lain selamat, setelah membaca ayat-ayat Alquran dan diminta kembali ke bus.
"Para perempuan dan laki-laki (yang tersisa di luar) dipisahkan, kemudian ditembak satu persatu dari jarak dekat. Tidak ada yang selamat," kata Ahmed.
Menanggapi serangan itu, angkatan bersenjata Kenya meluncurkan serangan darat dan udara untuk menghancurkan sebuah kamp yang diyakini digunakan oleh para penyerang. Seorang juru bicara militer menyatakan, serangan akan terus dilancarkan hingga kelompok bersenjata itu tertangkap. (aspred/viva)