Breaking News :

Dari Teror sampai Rayuan Wanita Untuk Bungkam Berita9 (Menyingkap Mafia Proyek BBPJN VII Kalimantan Bag 27)


Berita9 - Kelompok mafia proyek yang berasal dari oknum pejabat Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) tidak merasa terganggu dengan pemberitaan dari media nasional. Mereka merasa bahwa tidak akan bisa tersentuh hukum dan mampu melakukan tindakan hukum sendiri-sendiri.

Hari ini, Senin (19/01) sejumlah terror datang ke redaksi, yang mencolok pernyataan dari seseorang yang tidak mau menyebut namanya. Dengan suara keras, dia menyatakan akan membantai awak redaksi Berita9. Namun, saat ditantang oleh tim redaksi, sang penelpon malah mematikan handphonennya. Dari deteksi nomor handphone si pelaku, tim IT menemukan posisi penelpon berada di seputaran jalan Subarkah, Pontianak.

Tidak sampai disitu, Pemimpin Redaksi juga menerima telepon dari seorang wanita yang mengaku bernama Ita berusia 34 tahun. Eksyen wanita tersebut kentara sekali dari ras Thionghoa. Ita merayu Pimred untuk bertemu dengannya disebuah hotel bintang 5 dan akan diberikan sejumlah uang dan pelayanan haram lainnya.

Rayuan Ita tentu saja ditolak mentah-mentah, rupanya Ita tak menyerah, ia menawarkan tubuhnya jika Pimred bersedia dating dan menghentikan semua pemberitaan mengenai borok yang ada di PJN Wilayah II Kalbar. Tentu saja, kami tolak mentah-mentah, dengan bahasa lembut, kami mengatakan supaya Ita kembali kejalan yang benar.

Pertama di teror
Sabtu (13/12) tengah malam, salah seorang tim redaksi Berita9 mendapat telepon dari seseorang yang mengaku bernama Anindya Gautama. Yang bersangkutan mengaku orang suruhan dari SSP alias STO, Kepala Bidang Pelaksanaan BBPJN Kalimantan Timur. Dalam pembicaraan tersebut, orang yang mengaku Anindya menawarkan sejumlah uang dengan imbalan pemberitaan di Berita9 yang mengungkap bobroknya mental pejabat disana, dihentikan.
(berita terkait : Praktek (Diduga) Pungli di BBPJN Kalbar (Bagian 1)

Dengan santai, kami menanyakan berapa uang yang mau diberikan. Anindya menyebut angka Rp.1 Milyar. Mendengar angka sebesar itu, kami bukannya senang, malah menyambutnya dengan tertawa terbahak-bahak. Dan kami tegaskan kepada Anindya, bahwa kami bukan jurnalis yang mudah untuk disuap. Kami meminta kepada Anindya untuk tidak lagi berfikir bisa menyuap kami.
(berita terkait : Menyingkap Mafia Proyek BBPJN Kalbar (Bagian 2)

Anindya mengatakan, bahwa ia ingin tahu siapa sumber kami yang mampu memberikan data selengkap itu dan berapa dana yang kami dapat dari sumber tersebut. Kami katakan, berdasarkan Undang-Undang Pers, kami berhak untuk menyembunyikan sumber kami kepada siapapun. Sedangkan kami tidak mendapat imbalan dari pihak manapun dalam mengungkap tabir gelap itu. (red/tim investigasi)
Share this post :
 
Copyright © 2014. Berita 9 Santun dan Bersahabat - All Rights Reserved
ReDesign by Berita 9