Breaking News :

Dampak Kenaikan BBM, Nelayan Menjerit Tak Bisa Melaut


Berita9 - Dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai terasa disemua sektor. Setelah ribuan supir angkot diberbagai daerah berdemo menuntut kenaikan tarif, kini ratusan nelayan di Teluk Lampung tidak berani melaut karena tidak mampu membeli solar. Biaya operasional meningkat tajam, sedangkan harga ikan tidak mengalami kenaikan.
(baca juga : Beli Solar, Nelayan Antri Setengah Bulan)

Pemandangan serupa terjadi di sentra nelayan di Gudang Lelang dan Kotakarang, Bandar Lampung yang belum kembali melaut. Situasi bertambah buruk sebab nelayan sangat sulit membeli solar bersubsidi. Saat mendatangi SPBU membawa jerigen, mereka ditolak, untuk membeli solar eceran juga harganya mahal dan sangat sulit dicari.S

"Bbiaya yang kami keluarkan dengan pendapatan sangat beda jauh, kami selalu rugi," kata salah seorang nelayan, Akhmadi di Lampung, Ahad (23/11).
(baca juga : Ini Harapan Nelayan Maluku ke Jokowi - JK)

Akibat banyaknya nelayan yang tidak melaut, membuat harga ikan di Lampung melonjak tajam. Seperti terpantau di tempat pelelangan ikan (TPI) Gudang Lelang belum juga turun. Harga Ikan giling jenis kiter berkisar Rp 27 ribu hingga Rp 28 ribu per kg, padahal biasanya dijual dengan harga Rp 23 ribu hingga Rp 25 ribu per kg, sedangkan ikan giling jenis baji-baji mencapai Rp 38 ribu per kg, harga normalnya Rp 32 ribu- Rp 35 ribu per kg.
(baca juga : Jokowi Naikkan BBM, Supir Angkot di Malang Panik)

Menurut Wati, penjual ikan giling, sejak kenaikan BBM, omset penjuualan ikannya turun drastis 30 persen. "Sekarang sepi yang beli, karena harga ikan belum turun, juga karena BBM naik," ujarnya. (red/alim)
Share this post :
 
Copyright © 2014. Berita 9 Santun dan Bersahabat - All Rights Reserved
ReDesign by Berita 9