Pentingnya menyeleksi pembantu dalam Islam
Posted on :
10/29/2014 12:27:00 PM
Berita9 - Satu saat Khalifah Ali bin Abi Thalib ditanya oleh seseorang. Pertanyaannya sangat mendasar, mengapa di zaman Abu Bakar Ash-Shidiq menjadi khalifah, roda pemerintahan berjalan baik dan kehidupan kemasyarakatan dapat berjalan dengan baik. Sementara saat ini (saat Sayidina Ali menjabat-red), keadaan terlihat tidak terkendali.
Sayidina Ali yang dikenal sebagai pintunya ilmu dengan bijak menjawab, "Sewaktu Abu Bakar menjadi khalifah, yang jadi rakyat adalah orang-orang seperti aku, Umar, Utsman dan sejumlah sahabat Rasul utama lainnya yang ikut menopang pemerintahannya. Sementara ketika aku menjabat yang menjadi rakyat adalah orang-orang seperti kamu ...."
Pesan yang bisa diangkat dari percakapan itu adalah betapa pun hebatnya seorang pemimpin,sekiranya tidak ditopang oleh rakyat-rakyat atau pun para pembantunya yang memiliki komitmen yang sama dalam memperjuangkan cita-cita bersama dalam pemerintahannya, maka semuanya tidak akan bisa berjalan mulus. Seorang pemimpin bukan super human yang bisa segalanya, yang mampu mengubah segalanya dalam sekejap.
Di sinilah keberadaan seorang pembantu sangat dibutuhkan. Merekalah yang menjadi pelaksana-pelaksana kebijakan di lapangan. Karena betapapun pandai dan mumpuninya seorang pemimpin tentu dia tidak bisa menjangkau ke semua lini. Untuk itulah diperlukan pembantu yang jujur, bersungguh-sungguh, dan memiliki loyalitas serta kredibilitas yang tinggi.Di sinilah perlunya kejelian seorang pemimpin dalam memilih para pembantunya, yang akan dijadikan partner dalam memimpin sebuah intitusi.
Cuma yang jadi masalah seringkali seorang pemimpin tersandera oleh kepentingan-kepentingan politik. Sehingga seorang pemimpin harus menunjuk seseorang sekadar balas jasa, tidak melihat kompetensi dari orang yang dipilihnya menjadi pembantu. Celakanya komitmen para pembantu itu seringkali berbeda dengan komitmen pemimpin itu sendiri. Loyalitas sang pembantu lebih kepada induknya ketimbang menjalankan roda pemerintahan secara paripurna di bawah komando sang pemimpin.
Imam Ali Ibnu Abu Thalib seakan membuka mata hati kita, bahwa dalam memilih pembantu dalam setiap urusan, maka yang dipentingkan adalah memiliki komitmen yang sama. Seorang pembantu tidak boleh memiliki agenda besar lain, selain mewujudkan misi dan visi pemimpin itu sendiri. Di sinilah ketegasan seorang pemimpin dituntut. Manakala sang pembantu sudah melenceng dari garis perjuangannya, atau seorang pembantu sudah berkiblat ke lain hati, atau kerjaannya tidak becus, raportnya dapat merah, maka keraguan dan pertimbangan-pertimbangan yang tidak rasional harus dinafikkan.
Tak bisa disangkal banyak pembantu yang sudah merasa lebih pintar, lebih berakar dan lebih segala-galanya. Bahkan tidak jarang pembantu yang memiliki agenda tersendiri dan memanfaatkan posisi yang tengah dipegangnya kini untuk memuluskan agenda-agenda berikutnya. Bahkan tidak sedikit pembantu yang hanya nunduk di depan sang pemimpin, tapi begitu di belakang dia menggeruti dan menjelek-jelekkan keburukan sang pemimpin.
Pada sisi inilah kita patut bercermin pada figur agung Rasulullah SAW. Dengan kejumawaannya yang tiada tara, baginda Rasul mampu merangkul semua kekuatan yang ada pada saat itu, bukan karena pertimbangan emosional. Figur Rasul sebagai manusia mulia menjadi modal tersendiri bagi terciptanya sebuah tatanan kemasyarakatan yang harmoni sesuai dengan nilai-nilai Al Quran. Para pembantu di dalam perjuangannya adalah para sahabat sejati yang cinta kepada Rasul karena Allah. Orang seperti Abubakar Ash Shidiq tidak pernah punya agenda lain, selain mengikuti garis perjuangan yang telah Rasulullah SAW arahkan.
Abubakar dan para sahabat lainnya tidak pernah memikirkan dirinya selain memiikirkan Rasulullah. Bahkan hatinya tak tenang sebelum melihat Rasulullah selamat. Beliau pun siap untuk mengorbankan harta benda bahkan nyawa sekalipun. Begitu juga sahabat-sahabat Rasul. Tapi ya memang pemimpin sekarang bukan Rasulullah, mencontoh pun mereka enggan.
Wallahu 'alam. ***
Label:
Artikel Terbaru,
Berita Utama,
Seputar Pesantren