Berita9 - Presiden Joko Widodo sudah resmi menunjuk dan melantik Susi Pudjiatuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Memiliki kepribadian cuek dan eksentrik, pemilik maskapai Susi Air ini menjadi sorotan khalayak. Saking cueknya, sesaat sebelum diperkenalkan Presiden Joko Widodo kehadapan pers, Susi masih sempat menghisap rokok di area Istana Kepresidenan. Padahal siapapun tahu, Istana Kepresidenan adalah salah satu area yang steril dari asap rokok.
Tapi okelah, biar gemar menghisap cerutu cuba dan memiliki tato dikaki kanannya, Susi mampu menjadi pebisnis sukses.
Jangan salah menilai
Siapa yang tak bangga dengan produk Apple ? Pernahkah kita mempermasalahkan pendidikan pendiri sekaligus creator Apple ? Karena dia hanya sanggup bertahan kuliah hanya 6 bulan.
Atau OS Microsoft yg pemiliknya juga drop out? Kenapa tidak ada yg protes dengan Forbes yg mendaulatnya sebagai manusia terkaya di bumi ? Bukankah dia bukan sarjana ?
Atau bos Facebook, Mark Zuckeberg yang nggak lulus dari Havard. Bahkan bekas kampusnya
itupun malah nggak komplain saat Mark nyari talent-talent sarjana
terbaik di Havard.
Ketiga orang tersebut selain sama2 "nggak berpendidikan", mereka itu orang2 terkaya dunia. Betapa dunia ini tidak adil ya ? kok mereka bukan seorang profesor, atau setidaknya minimal insinyur lah.
Harusnya kan adil kalau dunia memilih yangg lama belajar ilmu itulah yg berhasil. Jangan-jangan ada yang salah dengan dunia? Atau kita yang salah menafsirkan belajar ilmu itu hanya duduk diajari di bangku kuliah menyanding tas, buku & laptop. Hmm bisa jadi ...
Sepertinya Steven Job, Bill Gates dan Mark memilih belajar ilmu "kanthi laku" (dengan tindakan, praktik). Transkrip nilainya langsung dinilai dengan omzet. IPK-nya laba atau rugi.
Maka pantas dibanding kita yg memilih menghabiskan waktu produktif dengan menggunakan "simulasi" aman di bangku sekolah atau kuliah. Jadi mereka jauh lebih matang mengenyam inti sari sekaligus tujuan ilmu itu dipelajari. Karena mereka terjun langsung disaat usia mereka masih sangat muda. Energik jarang masuk angin.
Di tingkat lokal, ada Om Bob Sadino, dia juga hanya lulusan STM. Lha kok juga malah lebih kaya dari para profesor? Om Bob mempekerjakan ratusan sarjana. Padahal dulu pesan guru kita, " sekolahlah setinggi-tingginya supaya mudah cari kerja ", rupanya pada kenyataanya lulusan STM itulah yg mempekerjakan orang-orang berpendidikan tinggi ini. Kenyataan yang pahit.
Dengan kenyataan serba pahit inilah kita meraba-raba bagaimana jadinya seorang menteri itu seorang lulusan SMP. Semakin anda sarjana semakin pahit anda menghadapi kenyataan ini... (@AlwaysLegowo)
Ketiga orang tersebut selain sama2 "nggak berpendidikan", mereka itu orang2 terkaya dunia. Betapa dunia ini tidak adil ya ? kok mereka bukan seorang profesor, atau setidaknya minimal insinyur lah.
Harusnya kan adil kalau dunia memilih yangg lama belajar ilmu itulah yg berhasil. Jangan-jangan ada yang salah dengan dunia? Atau kita yang salah menafsirkan belajar ilmu itu hanya duduk diajari di bangku kuliah menyanding tas, buku & laptop. Hmm bisa jadi ...
Sepertinya Steven Job, Bill Gates dan Mark memilih belajar ilmu "kanthi laku" (dengan tindakan, praktik). Transkrip nilainya langsung dinilai dengan omzet. IPK-nya laba atau rugi.
Maka pantas dibanding kita yg memilih menghabiskan waktu produktif dengan menggunakan "simulasi" aman di bangku sekolah atau kuliah. Jadi mereka jauh lebih matang mengenyam inti sari sekaligus tujuan ilmu itu dipelajari. Karena mereka terjun langsung disaat usia mereka masih sangat muda. Energik jarang masuk angin.
Di tingkat lokal, ada Om Bob Sadino, dia juga hanya lulusan STM. Lha kok juga malah lebih kaya dari para profesor? Om Bob mempekerjakan ratusan sarjana. Padahal dulu pesan guru kita, " sekolahlah setinggi-tingginya supaya mudah cari kerja ", rupanya pada kenyataanya lulusan STM itulah yg mempekerjakan orang-orang berpendidikan tinggi ini. Kenyataan yang pahit.
Dengan kenyataan serba pahit inilah kita meraba-raba bagaimana jadinya seorang menteri itu seorang lulusan SMP. Semakin anda sarjana semakin pahit anda menghadapi kenyataan ini... (@AlwaysLegowo)