Jerigen nelayan yang antri solar |
Berita9 - Kelangkaan solar yang terjadi di Indramayu berbuntut panjang, seratusan nelayan yang ada di sentra nelayan Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu terpaksa tak bisa melaut.
"Untuk bisa beli solar, nelayan harus antre setengah bulan di SPBN,’’ kata Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin, Senin (17/11).
Menurut Kajidin, antrean yang panjang dan lama itu dialami kapal-kapal berukuran 30 GT (gross ton/bobot mati) keatas. Sedangkan kapal kecil milik nelayan tradisional dibawah 5 GT, terpaksa membeli solar dengan harga mahal di penjual eceran yang tersebar di Indramayu.
Kelangkaan ini terjadi, kta Kajidin, sejak ada pengurangan kuota BBM pada Agustus silam. Solar yang tersedia di SPBN tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal milik nelayan, akibatnya nelayan tidak bisa melaut dan kerugian yang diderita nelayan semakin besar.
Kajidin menjelaskan, untuk kapal berukuran 30 GT yang biasa melaut selama 40 hari, nelayan bisa melakukan nawur (menjaring ikan) rata-rata 25 kali. Setiap kali nawur, mereka bisa mendapatkan hasil tangkapan senilai kurang lebih Rp 5 juta.
"Bisa dihitung berapa kerugian nelayan saat tak melaut setengah bulan karena menunggu pasokan solar,’’ kata Kajidin.
Kerugian itu baru dialami satu unit kapal. Sedangkan di Desa Karangsong, terdapat sekitar 500 unit kapal dengan berbagai macam ukuran.
Dihubungi terpisah, Pengawas SPBN Karangsong, Sudarto, menjelaskan, pasokan solar untuk SPBN Karangsong semula mencapai 608 ribu kl. Namun sejak adanya kebijakan pengurangan kuota solar subsidi oleh pemerintah, jumlah pasokan solar ke SPBN tersebut saat ini hanya menjadi sekitar 480 ribu kl. "Itu pun setiap minggunya dijatah,’’ terang Sudarto.
Sudarto menyebutkan, dalam seminggu, SPBN Karangsong mendapat jatah pasokan solar sebanyak delapan tangki, dengan jumlah solar setiap tangkinya mencapai 16 kiloliter. Namun menurutnya, jatah solar untuk seminggu itu habis hanya dalam waltu dua hari. "Pasokan solar datang setiap Selasa dan Rabu, dan langsung habis. Jadi solar di hari Kamis sampai Senin kosong dan nelayan harus mengantri hingga solar datang kembali di hari Selasa dan Rabu,’’ tutur Sudarto.