Breaking News :

Ini Modus Satrio Sugeng Prayitno Kibuli Sesama Sindikat (Menyingkap Mafia Proyek BBPJN Wil VII Kalimantan Bag 46)


Berita9 (Jakarta) Kepala Bidang Pelaksanaan (Kabid Pel) II Satrio Sugeng Prayitno, benar-benar pantas dijuluki mafia ulung. Tidak hanya menilep uang rakyat dengan modus mengatur pemenang proyek, anggota sesama sindikat mafia proyek juga dia bohongi. Mengaku-ngaku sudah menyuap pimpinan media nasional Berita9, Satrio sukses menggondol uang iuran para cukong sebesar Rp. 1 milyar.

Pada hari Kamis (29/01) para cukong yang menjadi peliharaan oknum pejabat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Kalimantan berkumpul di rumah Afeng guna membicarakan pengaturan pemberian dana yang diklaim Satrio untuk menyuap pemimpin Berita9.

Dari informasi yang kami dapat, Satrio mengaku kepada para cukong, bahwa ia telah bertemu dengan salah seorang pimpinan tertinggi media Berita9. Satrio bertutur, pemimpin media tersebut ternyata adalah kawannya dia sendiri dan sudah meminta-minta ampun kepadanya karena telah memuat pemberitaan yang mengusiknya.

Masih menurut pengakuan Satrio, perjanjian “perdamaian” dengan yang katanya orang media Berita9 itu antara lain, dalam pertemuan tidak boleh membawa anggota Polri, meminta uang sebesar Rp. 1 milyar yang diaplikasikan dalam bentuk Dollar AS. Uang tersebut diserahkan di mall Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Mata Tertutup
Satrio bercerita ke para cukong, saat dirinya bertemu dengan pemimpin media nasional, dia dibawa ke satu kendaraan dengan mata tertutup. Tiba disebuah kawasan, ia diturunkan dan berhadapan dengan awak media ini. 


Masih cerita bohong Satrio, saat berhadapan dengan awak media, dia diancam akan dilaporkan ke pihak berwenang jika membocorkan pemberian itu ke pihak lain. Bahkan, dia katanya diancam akan dihabisi.

Setelah bercerita seadanya, Satrio lantas menyerahkan uang yang ia bawa sebesar Rp. 1 milyar ke awak media nasional itu. Selesai penyerahan, Satrio dikembalikan ke Kelapa Gading dengan posisi semula, mata tertutup kain dan naik kendaraan berbeda dengan kendaraan saat pertama kali dibawanya.

Satrio Dewa Pembohong
Tentu saja cerita rekayasa Satrio kami tertawai sampai terkencing-kencing. Pasalnya, hingga saat ini kami tetap berkomitment mereka harus masuk penjara mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dan secara pasti kami jelas menolak segala jenis penyuapan.

Satrio tentu sedang berkhayal telah bertemu kami. Bisa jadi itu ekses dari banyaknya serbuk shabu-shabu yang dia tenggak. Kami sendiri merasa heran, mengapa para cukong itu percaya dengan kisah rekayasa Satrio.

Saat Selamet Rasidi menyarankan ke Satrio agar kembali mengulang pertemuan dengan pemimpin media nasional itu, Satrio berkilah pemimpin media itu sudah sulit dihubungi. 


Padahal, Selamet, Suparman dan Tirta Nadis menyarankan pada saat pertemuan kedua nanti, Satrio akan dibekali perangkat Global Positioning System (GPS) yang dikenal sebagai perangkat penentuan lokasi berdasarkan sinyal satelit. Begitu juga dengan Leo Tabrani, Punto Sulistyo, Ateng, Kuswidaryanto, Haji Warno. Alasannya, mereka ingin tahu kemana Satrio pergi dan dikemanakan uang haram itu. 

Bisa ditebak, dengan alasan keamanan, Satrio menolaknya. “Kalau nanti saya ketahuan, saya digebuki bagaimana? Saya tidak mau,” elak Satrio yang dikenal berkumis tebal tapi bermental tipis.

Setelah melakukan penyisiran beberapa hari keberadaan para sindikat mafia proyek itu, kami menemukan sebuah kejadian menarik. Ternyata Satrio sedang asyik masygul dengan beberapa wanita melakukan pesta seks dan narkotika disebuah hotel bintang lima. 


Uang yang dipakai pesta itu, dipastikan berasal dari iuran para cukong yang diklaim Satrio untuk menyuap media nasional. (red/tim investigasi)
Share this post :
 
Copyright © 2014. Berita 9 Santun dan Bersahabat - All Rights Reserved
ReDesign by Berita 9