Breaking News :

Fasilitas Dirusak Oknum Polisi, UNM MInta Ganti Rugi


Berita9 - Bentrok antara aparat kepolisian dengan mahasiswa di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Sulawesi Selatan, menyisakan banyak persoalan. Bahkan kini, pihak UNM meminta ganti rugi kepada polisi atas perusakan yang dilakukan terhadap fasilitas kampus.  Kerugian yang diminta pihak UNM adalah penggantian kaca jendela yang pecah, ruang perkuliahan yang rusak dan kerusakan mobil seorang dosen. 

Demikian dikatakan Pembantu Rektor III, Heri Tahir, Jum'at (14/11) di Makassar. Heri juga mendesak Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Makassar dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan, menindak tegas dan menghukum oknum polisi yang terlibat dalam aksi kekerasan itu. 

"Jika ada mahasiswa UNM yang terbukti memprovokasi atau terlibat dalam aksi anarkis itu, Kami minta polisi tak segan memprosesnya secara hukum," tegas Heri.

Heri menyesalkan terjadi demo yang berujung pada tindak anarkis yang dilakukan oleh mahasiswa dan aparat kepolisian. Seharusnya, lanjut Heri, unjuk rasa itu adalah bagian dari aspirasi rakyat, tak boleh ada tindakan kekerasan. 

Menurut Heri, aktifitas perkuliahan di UNM tetap berjalan seperti biasa, meski sejumlah fasilitas kampus rusak. Pihak rektorat mengerahkan pengawai kampus untuk membersihkan puing-puing pecahan kaca dan batu yang berserakan di dalam kampus dan ruang perkuliahan. 

Sebelumnya, puluhan mahasiswa UNM menggelar aksi unjuk rasa yang berakhir bentrok dengan aparat Kepolisian pada Kamis, (13/11). Entah siapa yang melakukannya, mahasiswa melukai Wakil Kapolrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Polisi Totok Lisdiarto, dengan anak panah dan terluka di bagian kanan bawah ketiak. 

Melihat atasannya terlukan parah, aparat kepolisian dengan membabi-buta membubarkan aksi demo. Polisi masuk kedalam kampus mengejar mahasiswa, tidak puas, oknum kepolisian merusak pelbagai fasilitas yang ada. Saking emosionalnya, oknum kepolisian melakukan tindak anarkis kepada wartawan yang meliput unjuk rasa itu. 

Nasib naas menimpa wartawan Metro TV, Waldy, dan Iqbal Lubis, fotografer Koran Tempo Makassar, mereka diamuk polisi. Akibatnya, kepala Waldy terluka dihantam aparat. Sejumlah mahasiswa dikeroyok hingga luka. Waldy dan Iqbal yang meliput penangkapan mahasiswa itu dipukuli hingga berdarah. (red/andi)
Share this post :
 
Copyright © 2014. Berita 9 Santun dan Bersahabat - All Rights Reserved
ReDesign by Berita 9